Beliau
adalah Mujahid bin Jabir ada juga yang menyebutnya Mujahid bin Jubair dan
memiliki kunyah Abu Alhajaj dan Abu Muhammad berlaqob al-Quraisy, al-Mkky, al-Makhzumy,
al-Muqri’, al-Mufassir dan al-Muhaddits. Beliau dilahirkan pada tahun 21 H,
pada masa kekhalifahan Umar radhiyallahu 'anhu.
Beliau
merupakan orang yang dipercaya. Salah seorang imamnya para tabi'in dan
syaikhnya para qurro' dan ahli tafsir. Beliau juga merupakan sahabat terdekat
Ibnu 'Abbas dan orang yang paling tahu akan tafsir pada zamannya.
Sebelumnya Mujahid adalah seorang
budak, namun terdapat perbedaan tentang siapa tuannya, ada yang mengatakan
budak dari Qais bin Saib yang di kemukakan oleh Abdurrohman bin Madi ada juga
yang mengatakan budak dari Abdulloh bin Saib bin Abi Saib, namun ada juga yang
mengatakan beliau adalah budak dari Al-Saib bin Abi Saib al-Makhzumi hal ini di
kemukakan oleh Abdul Ghani bin Abdul Wahid al Maqdisi, dan pendapat inilah yang
di ambil oleh al-Dzahabi.
Beliau
hidup pada zaman yang termasuk salah satu zaman terbaik, yaitu zamannya
Rasulullah SAW. Mujahid mengambil banyak periwayatan dari ibnu Abas dan
meriwayatkan nya sangat baik, dari Ibnu Abas juga, Mujahid mempelajari Al
Qur’an tafsir dan fiqih. Maka beliau pun
merupakan orang yang memiliki banyak keberutungan ketika beliau bisa mempelajari Al Qur’an dan bahasanya dari
seseorang yang pengetahuannya tentang Al
Qur’an mencakup seluruh perkara agama dan syari’at sampai penguasaan bahasa
arabnya, juga memberikan kesaksian untuk gaya bahasa Al Qur’an dengan sesuatu
yang terkenal dari ungkapan bahasa arab jahiliyah.
Guru dari
Mujahid antara lain ;
'Ali bin Abu Thalib, Sa'ad bin Abi Waqash,
'Ubadalah yang empat ('Abdulloh bin 'Umar, 'Abdulloh bin Mas'ud, 'Abdulloh bin
'Abbas, 'Abdulloh bin 'Amru bin Al 'Ash), Rofi' bin Hudaij, Abu Sa'id Al
Khudri, 'Aisyah binti Abu Bakr, Juwairiyah binti Al Harits, Ummu Hani' binti
Abi Tholib, Ummu Salamah, Abu Huroiroh, Suroqoh bin Malik, Abdulloh bin As
Sa'ib Al Makhzumi, dan masih banyak lagi.
Murid dari
Mujahid antara lain ;
'Atho' bin Abi Robbah, 'Ikrimah, 'Amru bin
Dinar, Qotadah, Sulaiman Al Ahwal, Sulaiman Al A'masy, Salamah bin Kuhail,
Abban bin Sholih, Abdulloh bin Katsir al Qori', dan lain sebagainya.
Kedudukan
Mujahid dalam Tafsir
Mujahid adalah orang yang paling sedikit
meriwayatkan di antara para sahabat Ibnu 'Abbas dalam hal tafsir. Dan
beliau adalah orang yang paling tsiqqoh di antara mereka. Maka banyak pula dari
para ulama' yang mengandalkan tafsir beliau, diantaranya Imam Asy Syafi'i dan
Imam Bukhori. Sehingga banyak kita dapati dalam kitab Al Jami' Ash
Shohih-nya dalam bab tafsir, tafsir-tafsir dari Mujahid. Dan hal ini
menunjukkan akan pengakuan Imam Bukhori atas ketsiqohan dan keadilan serta
kepahaman beliau atas al Qur'an.
Al A'masy berkata, Mujahid
berkata, "Jika aku membacakan bacaan kepada Ibnu Mas'ud, maka aku tidak
perlu bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang banyak dari al qur'an yang telah aku
tanyakan."
Al fadhl bin Mimun meriwayatkan bahwa
mujahid pernah berkata"Aku telah menuntut ilmu al qur'an dari Ibnu 'Abbas
sebanyak 30 kali." Juga diriwayatkan dari beliau bahwa beliau
berkata, "Aku telah menuntut ilmu al qur'an dari Ibnu 'Abbas sebanyak tiga
kali, lalu aku berhenti pada setiap ayatnya dan menanyakannya tentang apa/atas
apa ayat tersebut turun dan bagaimana hal itu terjadi."
Adapun mengenai kedua riwayat ini adalah
tidaklah bertentangan. Alasannya, pemberitaan atas yang sedikit tidak menafikan
(menghapus) pemberitaan atas yang banyak. Mungkin saja beliau belajar al qur'an
dari Ibnu 'Abbas sebanyak 30 kali untuk kesempurnaan hafalan beliau dan
memperdalam tajwid serta memperbaikinya. Lalu setelah itu beliau belajar
kepadanya sebanyak tiga kali untuk belajar tafsirnya dan mengetahui kedalaman
ilmu dan maknanya yang tersembunyi. Sebagaimana yang terdapat dalam berbagai
riwayat.
Dari Abu Mulaikah ia berkata,
"Aku melihat Mujahid bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang tafsir al qur'an
sedangkan beliau membawa catatan beliau. Maka Ibnu 'Abbas berkata kepada
beliau, "Tulislah!!" Sehingga beliau menanyakan kepadanya tentang
tafsir keseluruhannya."
'Abdus Salam bin Harb meriwayatkan
dari Mus'ab ia berkata, "Orang yang paling mengetahui tentang
tafsir adalah Mujahid, sedangkan tentang haji adalah 'Atho'."
Qotadah berkata, "Orang yang
tahu akan tafsir adalah Mujahid."
Ibnu Sa'ad juga mengatakan,
"Beliau merupakan orang yang tsiqqoh, fakih, 'alim dan banyak meriwayatkan
hadits."
Ibnu Hibban juga mengatakan,
"Beliau adalah orang yang fakih, waro', ahli ibadah dan bertakwa."
Ibnu Jarir meriwayatkan dalam
tafsirnya dari Abu Bakr al Hanafi, ia berkata, "Aku
mendengar Sufyan Ats Tsauri berkata, "Jika datang kepadamu
tafsir dari Mujahid, maka cukuplah itu bagimu."
Beliau Rahimahulloh juga
merupakan orang yang hafalannya bagus, sebagaimana beliau mengatakan tentang
diri beliau sendiri : "Ibnu 'Umar berkata kepadaku, "Aku suka kalau
kalau Nafi' (budaknya) menghafalkan hafalanmu." Beliau juga pernah
berkata, "Ibnu 'Umar memegang kendaraanku dan berkata, "Aku suka
kalau anakku Salim dan budakku Nafi' mereka berdua menghafalkan
hafalanmu."
Imam Adz Dzahabi mengatakan
dalam Mizan-nya pada akhir biogafi Mujahid, "Manusia
telah bersepakat untuk menjadikan Mujahid sebagai panutan dan berhujjah
dengannya." Parapenulis Kutubus Sittah juga
telah meriwayatkan dari beliau.
Semua ini adalah pengakuan dari para ulama
kritis yang mengakui akan ketinggian kedudukan beliau dalam hal tafsir.
Akan tetapi disamping ini semuanya, ada
beberapa ulama yang tidak mengambil tafsir beliau. Adz Dzahabi telah
meriwayatkan dalam Mizan-nya, bahwasannya Abu Bakr bin 'Iyasy
berkata, "Aku berkata kepada Al A'masy, "Apa sebabnya kenapa
tafsirnya Mujahid bertentangan? Atau apa alasannya kenapa mereka takut untuk
mengambil tafsirnya Mujahid?" -sebagaimana hal ini juga
diriwayatkan Ibnu Sa'ad- Ia berkata, "Mereka berpendapat bahwa
Mujahid bertanya dari para ahli kitab." Inilah semua yang dapat dimbil
dari tafsir beliau, dimana kita tidak melihat seorang pun yang mendapati cacat
pada kejujuran dan keadilan beliau.
Kesimpulannya adalah bahwasannya Mujahid
merupakan orang yang tsiqqoh tanpa ada yang menentangnya. Kalaupun perkataan
yang mengatakan bahwa beliau itu bertanya kepada ahli kitab itu benar,bahwasannya
beliau tidak akan melampaui batas, apalagi beliau merupakan salah seorang murid
dari Tintanya Umat Ini yaitu Ibnu 'Abbas. Yang sangat
menentang kepada orang yang mengambil ilmu dari ahli kitab dan membenarkan
mereka atas apa yang mereka katakan kepadanya yang termasuk dari batas-batas
larangan yang bersumber dari Rasululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.
Perkataan
mutiara Mujahid
"Barangsiapa yang memuliakan dirinya dan
memujinya maka rendahlah diin-nya. Dan barangsiapa yang merendahkan dirinya
maka ia telah memuliakan diin-nya."
Mujahid bekata
"Iblis menyatakan, jika
anak adam bias melemahkanku, maka ia tidak akan melemahkanku dalam tiga hal :
mengambil harta yang bukan haknya dan menginfakkannya kepada yang bukan
berhak."
“Orang yang mati pasti akan dikumpulkan
dengan teman-temannya ketika di dunia. Jika ia dari golongan orang yang ahli
dzikir, maka ia akan dikumpulkan pula dengan golongan ahli dzikir. Jika ia dari
golongan orang yang lalai, maka ia akan dikumpulkan dengan golongan orang yang
lalai pula."
“Al qur’an
telah mengisi (menghabiskan) ilmuku”
Mujahid berkata “ Aku telah
berteman dengan Ibnu Umar dan aku ingin melayaninya, tetapi ia malah
melayaniku”
“Tidak akan mendapat
ilmu orang yang pemalu dan orang yang sombong”
Berkaitan dengan ilmu, Mujahid
berkata, “dulu kami menuntut ilmu dan tidak memiliki niat apapun di
dalamnya. Kemudian setelah itu Allah menganugrahkan niat kepada kami.”
Benar,
dulu dia menutut ilmu dan tidak tahu ke lembah mana dia akan mengakhiri
pencariannya , lalu kehendak Allah menentukan agar dia menjadi seorang imam
bagi para ulama ahli tafsir dan seorang syekh bagi para qurra’.
Bersama Al
Qur’an dan Hadits
Adz
dzahabi menyebutkan bahwa mujahid mengambil banyak periwayatan dari Ibnu Abbas
dan meriwayatkannya dengan sangat baik, Mujahid juga meriwayatkan dari Abu
Hurairahyang merupakan seorang syekh yang banya meriwayatkan hadits. Mujahid
telah mencapai kedudukan yang tinggi dalam bidang Al Qur’an dan ilmu
Mujahidpun
telah menjelaskan kadar ketelitiannya dalam bermuamalah dengan ilmu Al Qur’an ,
Mujahid adalah orang yang paling mengerti tafsir pada zamanya, di mana pad
zaman itu terdapat banyak perdebatan panjang dan perbincangan panas antara para
ulama pada zamannya yang paling terkenal adalah perdebatan Abu Bakar bin
Ayyasydan Al-A’masy.
Abu
Bakar bin Ayyasy berkata “ mengapa mereka menjauhi penafsiran Mujahid ?”
Al
A’-masy menjawab “ karena mereka melihat dia bertanya kepada ahli kitab ”
Mujahid
sangat ingin membacakan Al Qur’an kepada Ibnu Mas’ud, akan tetapi itu hanyalah
angan angan belaka baginya, karena dia sangat mengagungkan ilmu Ibnu Mas’ud
dalam bidang Al Qur’an dan memiliki banyak ilmu.
Wafatnya
Mujahid
adalah orang yang banyak melakukan perjalanan dan selalu berpindah pindah
tempat,akan tetapi kota mekah menjadi pusat di mana dia berkeliling di
sekitarnya. Tidaklan dia menjauh dari mekah kecuali dia akan merasakan kerinduan
yang mendalam kepadanya.
Akan
tetapi Kufah dengan para ulamanya yang mulia dan segala perdebatannya yang
melimpah ruah , telah memikatnya pada akhir masa hidupnya, maka dia pun tinggal
di sana. Apabila Mujahid telah menghatamkan Al Qur’an maka dia bertakbir dari
surat Adh-Dhuha.
Mujahid
adalah orang yang banyak melaksanakan shoum dan shalat. Malaikat maut datang
menjemputnya ketika dia sedang melaksanakan sholat. Ketika dia sedang bersujud
seraya berdzikir kepada Allah melalui tasbih dan tahmid, ruhnya di cabut, dan
dia pun meninggal dunia dalam keadaan bersujud.
Para
ulama ahli hadits, para qurra’, dan para ulama ahli tafsirpun kehilangan orang
yang di anggap sebagai orang yang paling banyak ilmu tafsirnya di antra mereka.
Semoga Allah merahmati Mujahid bin Jubair, seorsng imam serta gurunya para
qurra’ dan ahli tafsir.
Mujahid
wafat di Mekah pada tahun 103 H, pada usianya yang ke 83 tahun. Ada juga yang
mengatakan ; Dia wafat pada tahun 102 H.
Referensi :
Al-Hasyimi, Mun’im. 2015. Kisah Para Tabi’in. Jakarta Timur.
Ummul Qura
coretananakpulau.blogspot.com/2010/07/tafsir-mujahid-bin-jabr_08.html
www.alsofwa.com
› Arsip Tokoh › Tabi'in
https://arozakabuhasan.wordpress.com/.../mujahid-bin-jabir-pemimpin-ahli-tafsir-gen...
Maaf, hanya mau nyumbang inaformsi, Al'abadillah Al-arba' (4 Abdullah) itu tidak termasuk Abdullah Ibnu Mas'ud, beliau sudah wafat ketika muncul istilah ini, yg tetmasuk adalah Abdullah bin Zubair. 4 Abdullah ini adalah Sahabat2 yg masih anak2 ketika Rasulullah SAW masih hidup, stlh Rasulullah wafat merekapun melanjutkn belajar pada sahabat2 senior, khususnya pada Al-Imam Ali bin Abi Thlib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki Pintu Kota Ilmu, kemudian mereka menjadi ulama besar setelah wafatnya sahabat2 senior, sehingga mereka disebut dangan Al'abadilah Al-arba'
BalasHapusAssalamu'alikum
BalasHapusMaaf, hanya mau nyumbang insformsi, Al'abadillah Al-arba' (4 Abdullah) itu tidak termasuk Abdullah Ibnu Mas'ud, beliau sudah wafat ketika muncul istilah ini, yg tetmasuk adalah Abdullah bin Zubair. 4 Abdullah ini adalah Sahabat2 yg masih anak2 ketika Rasulullah SAW masih hidup, stlh Rasulullah wafat merekapun melanjutkn belajar pada sahabat2 senior, khususnya pada Al-Imam Ali bin Abi Thlib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki Pintu Kota Ilmu, kemudian mereka menjadi ulama besar setelah wafatnya sahabat2 senior, sehingga mereka disebut dangan Al'abadilah Al-arba'.
Salam hormat,
Abul Husain Ali Badri
@FB Al-Faqir Ali Badri
Assalamu'alikum
BalasHapusMaaf, hanya mau nyumbang informasi, Al'abadillah Al-arba' (4 Abdullah) itu tidak termasuk Abdullah Ibnu Mas'ud, krn beliau sudah wafat ketika muncul istilah ini, yg termasuk adalah Abdullah bin Zubair.
Lengkapnya adalh:
1. Abdullah bin Abbas.
2. Abdullah bin Umar.
3. Abdullah bin Zubair.
4. Abdullah bin 'Amr bin Al'ash.
4 Abdullah ini adalah Sahabat2 yg masih anak2 ketika Rasulullah SAW masih hidup, stlh Rasulullah wafat merekapun melanjutkn belajar pada sahabat2 senior, khususnya pada Al-Imam Ali bin Abi Thlib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki Pintu Kota Ilmu, kemudian mereka menjadi ulama besar setelah wafatnya sahabat2 senior, sehingga mereka disebut dangan Al'abadilah Al-arba'.
Salam hormat,
Abul Husain Ali Badri
@FB Al-Faqir Ali Badri