Sabtu, 25 Februari 2017

Biografi Mujahid bin Jubair

Edit Posted by with 3 comments
               Beliau adalah Mujahid bin Jabir ada juga yang menyebutnya Mujahid bin Jubair dan memiliki kunyah Abu Alhajaj dan Abu Muhammad berlaqob al-Quraisy, al-Mkky, al-Makhzumy, al-Muqri’, al-Mufassir dan al-Muhaddits. Beliau dilahirkan pada tahun 21 H, pada masa kekhalifahan Umar radhiyallahu 'anhu
            Beliau merupakan orang yang dipercaya. Salah seorang imamnya para tabi'in dan syaikhnya para qurro' dan ahli tafsir. Beliau juga merupakan sahabat terdekat Ibnu 'Abbas dan orang yang paling tahu akan tafsir pada zamannya.
Sebelumnya Mujahid adalah seorang budak, namun terdapat perbedaan tentang siapa tuannya, ada yang mengatakan budak dari Qais bin Saib yang di kemukakan oleh Abdurrohman bin Madi ada juga yang mengatakan budak dari Abdulloh bin Saib bin Abi Saib, namun ada juga yang mengatakan beliau adalah budak dari Al-Saib bin Abi Saib al-Makhzumi hal ini di kemukakan oleh Abdul Ghani bin Abdul Wahid al Maqdisi, dan pendapat inilah yang di ambil oleh al-Dzahabi.
            Beliau hidup pada zaman yang termasuk salah satu zaman terbaik, yaitu zamannya Rasulullah SAW. Mujahid mengambil banyak periwayatan dari ibnu Abas dan meriwayatkan nya sangat baik, dari Ibnu Abas juga, Mujahid mempelajari Al Qur’an tafsir dan fiqih.  Maka beliau pun merupakan orang yang memiliki banyak keberutungan ketika beliau  bisa mempelajari Al Qur’an dan bahasanya dari seseorang  yang pengetahuannya tentang Al Qur’an mencakup seluruh perkara agama dan syari’at sampai penguasaan bahasa arabnya, juga memberikan kesaksian untuk gaya bahasa Al Qur’an dengan sesuatu yang terkenal dari ungkapan bahasa arab jahiliyah.

Guru dari Mujahid antara lain ;
'Ali bin Abu Thalib, Sa'ad bin Abi Waqash, 'Ubadalah yang empat ('Abdulloh bin 'Umar, 'Abdulloh bin Mas'ud, 'Abdulloh bin 'Abbas, 'Abdulloh bin 'Amru bin Al 'Ash), Rofi' bin Hudaij, Abu Sa'id Al Khudri, 'Aisyah binti Abu Bakr, Juwairiyah binti Al Harits, Ummu Hani' binti Abi Tholib, Ummu Salamah, Abu Huroiroh, Suroqoh bin Malik, Abdulloh bin As Sa'ib Al Makhzumi, dan masih banyak lagi.




Murid dari Mujahid antara lain ;
'Atho' bin Abi Robbah, 'Ikrimah, 'Amru bin Dinar, Qotadah, Sulaiman Al Ahwal, Sulaiman Al A'masy, Salamah bin Kuhail, Abban bin Sholih, Abdulloh bin Katsir al Qori', dan lain sebagainya.

Kedudukan Mujahid dalam Tafsir
Mujahid adalah orang yang paling sedikit meriwayatkan di antara para sahabat Ibnu 'Abbas dalam hal tafsir. Dan beliau adalah orang yang paling tsiqqoh di antara mereka. Maka banyak pula dari para ulama' yang mengandalkan tafsir beliau, diantaranya Imam Asy Syafi'i dan Imam Bukhori. Sehingga banyak kita dapati dalam kitab Al Jami' Ash Shohih-nya dalam bab tafsir, tafsir-tafsir dari Mujahid. Dan hal ini menunjukkan akan pengakuan Imam Bukhori atas ketsiqohan dan keadilan serta kepahaman beliau atas al Qur'an.

Al A'masy berkata, Mujahid berkata, "Jika aku membacakan bacaan kepada Ibnu Mas'ud, maka aku tidak perlu bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang banyak dari al qur'an yang telah aku tanyakan."

Al fadhl bin Mimun meriwayatkan bahwa mujahid pernah berkata"Aku telah menuntut ilmu al qur'an dari Ibnu 'Abbas sebanyak 30 kali." Juga diriwayatkan dari beliau bahwa beliau berkata, "Aku telah menuntut ilmu al qur'an dari Ibnu 'Abbas sebanyak tiga kali, lalu aku berhenti pada setiap ayatnya dan menanyakannya tentang apa/atas apa ayat tersebut turun dan bagaimana hal itu terjadi."

Adapun mengenai kedua riwayat ini adalah tidaklah bertentangan. Alasannya, pemberitaan atas yang sedikit tidak menafikan (menghapus) pemberitaan atas yang banyak. Mungkin saja beliau belajar al qur'an dari Ibnu 'Abbas sebanyak 30 kali untuk kesempurnaan hafalan beliau dan memperdalam tajwid serta memperbaikinya. Lalu setelah itu beliau belajar kepadanya sebanyak tiga kali untuk belajar tafsirnya dan mengetahui kedalaman ilmu dan maknanya yang tersembunyi. Sebagaimana yang terdapat dalam berbagai riwayat.

Dari Abu Mulaikah ia berkata, "Aku melihat Mujahid bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang tafsir al qur'an sedangkan beliau membawa catatan beliau. Maka Ibnu 'Abbas berkata kepada beliau, "Tulislah!!" Sehingga beliau menanyakan kepadanya tentang tafsir keseluruhannya."

'Abdus Salam bin Harb meriwayatkan dari Mus'ab ia berkata, "Orang yang paling mengetahui tentang tafsir adalah Mujahid, sedangkan tentang haji adalah 'Atho'."

Qotadah berkata, "Orang yang tahu akan tafsir adalah Mujahid."

Ibnu Sa'ad juga mengatakan, "Beliau merupakan orang yang tsiqqoh, fakih, 'alim dan banyak meriwayatkan hadits."

Ibnu Hibban juga mengatakan, "Beliau adalah orang yang fakih, waro', ahli ibadah dan bertakwa."

Ibnu Jarir meriwayatkan dalam tafsirnya dari Abu Bakr al Hanafi, ia berkata, "Aku mendengar Sufyan Ats Tsauri berkata, "Jika datang kepadamu tafsir dari Mujahid, maka cukuplah itu bagimu."

Beliau Rahimahulloh juga merupakan orang yang hafalannya bagus, sebagaimana beliau mengatakan tentang diri beliau sendiri : "Ibnu 'Umar berkata kepadaku, "Aku suka kalau kalau Nafi' (budaknya) menghafalkan hafalanmu." Beliau juga pernah berkata, "Ibnu 'Umar memegang kendaraanku dan berkata, "Aku suka kalau anakku Salim dan budakku Nafi' mereka berdua menghafalkan hafalanmu."

Imam Adz Dzahabi mengatakan dalam Mizan-nya pada akhir biogafi Mujahid, "Manusia telah bersepakat untuk menjadikan Mujahid sebagai panutan dan berhujjah dengannya." Parapenulis Kutubus Sittah juga telah meriwayatkan dari beliau.

Semua ini adalah pengakuan dari para ulama kritis yang mengakui akan ketinggian kedudukan beliau dalam hal tafsir.

Akan tetapi disamping ini semuanya, ada beberapa ulama yang tidak mengambil tafsir beliau. Adz Dzahabi telah meriwayatkan dalam Mizan-nya, bahwasannya Abu Bakr bin 'Iyasy berkata, "Aku berkata kepada Al A'masy, "Apa sebabnya kenapa tafsirnya Mujahid bertentangan? Atau apa alasannya kenapa mereka takut untuk mengambil tafsirnya Mujahid?" -sebagaimana hal ini juga diriwayatkan Ibnu Sa'ad- Ia berkata, "Mereka berpendapat bahwa Mujahid bertanya dari para ahli kitab." Inilah semua yang dapat dimbil dari tafsir beliau, dimana kita tidak melihat seorang pun yang mendapati cacat pada kejujuran dan keadilan beliau.

Kesimpulannya adalah bahwasannya Mujahid merupakan orang yang tsiqqoh tanpa ada yang menentangnya. Kalaupun perkataan yang mengatakan bahwa beliau itu bertanya kepada ahli kitab itu benar,bahwasannya beliau tidak akan melampaui batas, apalagi beliau merupakan salah seorang murid dari Tintanya Umat Ini yaitu Ibnu 'Abbas. Yang sangat menentang kepada orang yang mengambil ilmu dari ahli kitab dan membenarkan mereka atas apa yang mereka katakan kepadanya yang termasuk dari batas-batas larangan yang bersumber dari Rasululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.

Perkataan mutiara Mujahid
           
"Barangsiapa yang memuliakan dirinya dan memujinya maka rendahlah diin-nya. Dan barangsiapa yang merendahkan dirinya maka ia telah memuliakan diin-nya."

Mujahid bekata "Iblis menyatakan, jika anak adam bias melemahkanku, maka ia tidak akan melemahkanku dalam tiga hal : mengambil harta yang bukan haknya dan menginfakkannya kepada yang bukan berhak."

Orang yang mati pasti akan dikumpulkan dengan teman-temannya ketika di dunia. Jika ia dari golongan orang yang ahli dzikir, maka ia akan dikumpulkan pula dengan golongan ahli dzikir. Jika ia dari golongan orang yang lalai, maka ia akan dikumpulkan dengan golongan orang yang lalai pula."

“Al qur’an telah mengisi (menghabiskan) ilmuku”
Mujahid berkata “ Aku telah berteman dengan Ibnu Umar dan aku ingin melayaninya, tetapi ia malah melayaniku”
“Tidak akan mendapat ilmu orang yang pemalu dan orang yang sombong”
Berkaitan dengan ilmu, Mujahid berkata, “dulu kami menuntut ilmu dan tidak memiliki niat apapun di dalamnya. Kemudian setelah itu Allah menganugrahkan niat kepada kami.”
            Benar, dulu dia menutut ilmu dan tidak tahu ke lembah mana dia akan mengakhiri pencariannya , lalu kehendak Allah menentukan agar dia menjadi seorang imam bagi para ulama ahli tafsir dan seorang syekh bagi para qurra’.
Bersama Al Qur’an dan Hadits
Adz dzahabi menyebutkan bahwa mujahid mengambil banyak periwayatan dari Ibnu Abbas dan meriwayatkannya dengan sangat baik, Mujahid juga meriwayatkan dari Abu Hurairahyang merupakan seorang syekh yang banya meriwayatkan hadits. Mujahid telah mencapai kedudukan yang tinggi dalam bidang Al Qur’an dan ilmu
Mujahidpun telah menjelaskan kadar ketelitiannya dalam bermuamalah dengan ilmu Al Qur’an , Mujahid adalah orang yang paling mengerti tafsir pada zamanya, di mana pad zaman itu terdapat banyak perdebatan panjang dan perbincangan panas antara para ulama pada zamannya yang paling terkenal adalah perdebatan Abu Bakar bin Ayyasydan Al-A’masy.
Abu Bakar bin Ayyasy berkata “ mengapa mereka menjauhi penafsiran Mujahid ?”
Al A’-masy menjawab “ karena mereka melihat dia bertanya kepada ahli kitab ”
Mujahid sangat ingin membacakan Al Qur’an kepada Ibnu Mas’ud, akan tetapi itu hanyalah angan angan belaka baginya, karena dia sangat mengagungkan ilmu Ibnu Mas’ud dalam bidang Al Qur’an dan memiliki banyak ilmu.

Wafatnya
            Mujahid adalah orang yang banyak melakukan perjalanan dan selalu berpindah pindah tempat,akan tetapi kota mekah menjadi pusat di mana dia berkeliling di sekitarnya. Tidaklan dia menjauh dari mekah kecuali dia akan merasakan kerinduan yang mendalam kepadanya.
            Akan tetapi Kufah dengan para ulamanya yang mulia dan segala perdebatannya yang melimpah ruah , telah memikatnya pada akhir masa hidupnya, maka dia pun tinggal di sana. Apabila Mujahid telah menghatamkan Al Qur’an maka dia bertakbir dari surat Adh-Dhuha.
            Mujahid adalah orang yang banyak melaksanakan shoum dan shalat. Malaikat maut datang menjemputnya ketika dia sedang melaksanakan sholat. Ketika dia sedang bersujud seraya berdzikir kepada Allah melalui tasbih dan tahmid, ruhnya di cabut, dan dia pun meninggal dunia dalam keadaan bersujud.
            Para ulama ahli hadits, para qurra’, dan para ulama ahli tafsirpun kehilangan orang yang di anggap sebagai orang yang paling banyak ilmu tafsirnya di antra mereka. Semoga Allah merahmati Mujahid bin Jubair, seorsng imam serta gurunya para qurra’ dan ahli tafsir.
            Mujahid wafat di Mekah pada tahun 103 H, pada usianya yang ke 83 tahun. Ada juga yang mengatakan ; Dia wafat pada tahun 102 H.


Referensi :
Al-Hasyimi, Mun’im. 2015.  Kisah Para Tabi’in. Jakarta Timur. Ummul Qura
coretananakpulau.blogspot.com/2010/07/tafsir-mujahid-bin-jabr_08.html
www.alsofwa.com › Arsip Tokoh › Tabi'in

https://arozakabuhasan.wordpress.com/.../mujahid-bin-jabir-pemimpin-ahli-tafsir-gen...

3 komentar:

  1. Maaf, hanya mau nyumbang inaformsi, Al'abadillah Al-arba' (4 Abdullah) itu tidak termasuk Abdullah Ibnu Mas'ud, beliau sudah wafat ketika muncul istilah ini, yg tetmasuk adalah Abdullah bin Zubair. 4 Abdullah ini adalah Sahabat2 yg masih anak2 ketika Rasulullah SAW masih hidup, stlh Rasulullah wafat merekapun melanjutkn belajar pada sahabat2 senior, khususnya pada Al-Imam Ali bin Abi Thlib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki Pintu Kota Ilmu, kemudian mereka menjadi ulama besar setelah wafatnya sahabat2 senior, sehingga mereka disebut dangan Al'abadilah Al-arba'

    BalasHapus
  2. Assalamu'alikum
    Maaf, hanya mau nyumbang insformsi, Al'abadillah Al-arba' (4 Abdullah) itu tidak termasuk Abdullah Ibnu Mas'ud, beliau sudah wafat ketika muncul istilah ini, yg tetmasuk adalah Abdullah bin Zubair. 4 Abdullah ini adalah Sahabat2 yg masih anak2 ketika Rasulullah SAW masih hidup, stlh Rasulullah wafat merekapun melanjutkn belajar pada sahabat2 senior, khususnya pada Al-Imam Ali bin Abi Thlib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki Pintu Kota Ilmu, kemudian mereka menjadi ulama besar setelah wafatnya sahabat2 senior, sehingga mereka disebut dangan Al'abadilah Al-arba'.

    Salam hormat,
    Abul Husain Ali Badri
    @FB Al-Faqir Ali Badri

    BalasHapus
  3. Assalamu'alikum
    Maaf, hanya mau nyumbang informasi, Al'abadillah Al-arba' (4 Abdullah) itu tidak termasuk Abdullah Ibnu Mas'ud, krn beliau sudah wafat ketika muncul istilah ini, yg termasuk adalah Abdullah bin Zubair.

    Lengkapnya adalh:
    1. Abdullah bin Abbas.
    2. Abdullah bin Umar.
    3. Abdullah bin Zubair.
    4. Abdullah bin 'Amr bin Al'ash.

    4 Abdullah ini adalah Sahabat2 yg masih anak2 ketika Rasulullah SAW masih hidup, stlh Rasulullah wafat merekapun melanjutkn belajar pada sahabat2 senior, khususnya pada Al-Imam Ali bin Abi Thlib yang oleh Rasulullah SAW dijuluki Pintu Kota Ilmu, kemudian mereka menjadi ulama besar setelah wafatnya sahabat2 senior, sehingga mereka disebut dangan Al'abadilah Al-arba'.

    Salam hormat,
    Abul Husain Ali Badri
    @FB Al-Faqir Ali Badri

    BalasHapus